Dengan tekad kuat, ia berhasil menuntaskan pendidikannya sebagai arsitek dan menyempatkan diri kembali ke rumah hanya dengan dua tujuan : memberitahu sang ayah, yang sempat menamparnya sebelum mereka berpisah beberapa tahun silam kalau dirinya bakal lulus dan mengambil lagu kenangan yang terus terngiang dikepalanya sejak lama.
Pemuda itu tidak sadar kalau sang ayah diam-diam terus membiayai kuliah putranya tanpa sepengetahuan Yin Tong. Untuk membuktikan kemampuannya, ia mengikuti sebuah lomba desain lansekap kota yang diadakan perusahaan terkenal Kai Hua dengan rancangan yang diberi judul Jejak Ruang dan Waktu.
Siapa sangka, sahabat baiknya Hu Kai diam-diam telah mencuri rancangan Yin Tong dan lebih dahulu mendaftar sehingga bisa ditebak, rancangan Yin Tong ditolak mentah-mentah oleh resepsionis. Belakangan, seorang gadis bernama Yang Xin berusaha menengahi dan menyarankan supaya judul desain pemuda itu diganti.
Namun yang terjadi, Yin Tong malah menolak sambil marah-marah dan merobek formulir pendaftaran. Hal itu sempat membuatnya adu mulut dengan GM Kai Hua, sebelum akhirnya mengalah dan melampiaskan kekesalannya dengan berlari sampai tiba di pinggir laut tempat sebuah mercusuar berwarna putih berada.
Secara kebetulan, disana ia bertemu dan berkenalan dengan Yang Lian, gadis yang melakukan ritual tabur bunga sama seperti yang pernah dilakukan ibunya. Belum sempat berkenalan, Yang Lian langsung pamit dan pergi dengan sepedanya.
Rupanya, Yang Lian adalah kakak Yang Xin, yang langsung mengadukan kejadian penjiplakan tersebut. Setelah melihat dengan jeli, Yang Lian melihat keberadaan bunga melati di rancangan Jejak Ruang dan Waktu, kemudian mengusulkan supaya sang adik menanyakan makna bunga itu pada Yin Tong dan Hu Kai untuk mengetahui siapa perancang sebenarnya.
Langsung menyantroni kediaman Yin Tong, Yang Xin memberitahu kalau pemilik konsep yang sama dengan pemuda itu adalah Hu Kai. Yin Tong yang terpukul sempat tidak percaya, namun ia teringat ucapan sang sahabat yang menyebut dirinya siap melakukan apa saja untuk membahagiakan sang ibu yang sakit-sakitan dan tidak mau jadi orang miskin.
Dengan langkah gontai, ia berjalan keluar sambil memberitahu Yang Xin kalau bunga yang dimaksud adalah melati Tibet. Siapa sangka saat berada di pinggir mercusuar, Yin Tong kembali bertemu dengan Yang Lian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar