Sinopsis Starlit
Episode 22 (Final)
Begitu sampai di rumah Cheng Yue (Jerry Yan), Xiao Lu (Terri Kwan) mendapat sambutan dingin dari Cai Li Feng (Li Rui Qi). Malamnya, Xiao Lu dengan tidak bosan-bosannya terus melihat foto-foto sang kekasih saat masih kecil.
Meski sempat kaku, kembalinya Cheng Yue ke rumah membuat hubungannya dengan Li Feng kembali cair. Suatu siang, mendadak Li Feng dijemput oleh Rui Shan (Alice Ceng) dan Shi Chuan (Chen Zhi Kai), yang mengaku hendak mengajak wanita itu makan bersama Cheng Yue dan Xiao Lu.
Namun, Li Feng malah dibawa ke sebuah tanah lapang dimana Cheng Yue tengah bermain baseball. Ia sadar kalau semua adalah rencana Xiao Lu, simpatinya terhadap gadis itu semakin besar setelah mendengar percakapan Xiao Lu dengan Dao Shen (Zhao Shun).
Kehangatan Xiao Lu akhirnya sukses menaklukkan Li Feng, wanita itu bahkan menolak suster yang dikirim oleh Rui Shan untuk mengurus Xiao Lu dan memutuskan untuk mengurus Xiao Lu sendirian.
Meski sempat kaku, kembalinya Cheng Yue ke rumah membuat hubungannya dengan Li Feng kembali cair. Suatu siang, mendadak Li Feng dijemput oleh Rui Shan (Alice Ceng) dan Shi Chuan (Chen Zhi Kai), yang mengaku hendak mengajak wanita itu makan bersama Cheng Yue dan Xiao Lu.
Namun, Li Feng malah dibawa ke sebuah tanah lapang dimana Cheng Yue tengah bermain baseball. Ia sadar kalau semua adalah rencana Xiao Lu, simpatinya terhadap gadis itu semakin besar setelah mendengar percakapan Xiao Lu dengan Dao Shen (Zhao Shun).
Kehangatan Xiao Lu akhirnya sukses menaklukkan Li Feng, wanita itu bahkan menolak suster yang dikirim oleh Rui Shan untuk mengurus Xiao Lu dan memutuskan untuk mengurus Xiao Lu sendirian.
Kehidupan Cheng Yue dan Xiao Lu di Taiwan semakin penuh warna setelah kejadian itu. Suatu malam, seperti biasa Cheng Yue dan Xiao Lu duduk di atap sambil menatap bintang.
Sempat terdiam beberapa lama, Cheng Yue mendadak mengajak Xiao Lu menikah. Mata Xiao Lu langsung berkaca-kaca karena terharu, ia mengangguk sambil tersenyum. Paginya lewat telepon, Cheng Yue secara resmi meminta Dao Shen untuk menerimanya sebagai menantu.
Meski bahagia mendengarnya, Dao Shen mengingatkan Cheng Yue akan kondisi Xiao Lu. Namun, pria itu bergeming dan berjanji bakal berusaha sekuat tenaga membahagiakan Xiao Lu.
Rencana pernikahan Xiao Lu dan Cheng Yue dengan cepat menyebar, para sahabat mereka langsung gembira mendengarnya. Bahkan, Xi Mao yang masih kecil sekalipun tidak lupa berdoa untuk kebahagiaan dua orang yang sangat disayanginya Cheng Yue dan Xiao Lu.
Demi dua sahabat baik mereka, Rui Shan dan Shi Chuan membelikan gaun terindah yang bakal dipakai untuk pernikahan. Ketika kembali ke Taiwan, Xiao Lu begitu gembira saat melihat ayahnya tengah mengambil foto-foto untuk pasangan yang bakal menikah.
Kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama, Xiao Lu mendadak terjatuh dari kursi rodanya dan membuat Cheng Yue panik. Begitu dibawa ke rumah sakit, Cheng Yue dan Dao Shen langsung pucat saat dokter memberitahu kalau penyakit Xiao Lu telah mencapai paru-parunya.
Terbaring lemah dengan alat bantu pernapasan, Xiao Lu sadar kalau hidupnya tidak akan lama lagi. Kepada Li Feng, gadis itu berpesan supaya sang calon ibu mertua mau menjaga Xiao Lu setelah dirinya tidak ada.
Perpisahan terakhir dilakukan pada Cheng Yue, yang terus menggenggam tangan Xiao Lu sambil menangis. Dengan suara lemah, Xiao Lu menyebut supaya Cheng Yue mau melihat ke bintang di langit setelah dirinya meninggal dan mengingat betapa Xiao Lu sangat mencintainya.
Terus menangis, Cheng Yue diminta Xiao Lu menceritakan bagaimana pernikahan mereka nantinya. Dalam bayangan gadis itu, dirinya dan Cheng Yue bersanding didepan altar dengan dihadiri oleh orang-orang tercinta.
Tiga hari kemudian, Xiao Lu akhirnya menyerah terhadap penyakit yang dideritanya. Meski begitu, semangat dan antusiasmenya terlanjur diingat dan terpatri didalam diri setiap orang yang mengenalnya mulai dari Xi Mao, Dao Shen, Li Feng, hingga Cheng Yue sendiri.
Sempat terdiam beberapa lama, Cheng Yue mendadak mengajak Xiao Lu menikah. Mata Xiao Lu langsung berkaca-kaca karena terharu, ia mengangguk sambil tersenyum. Paginya lewat telepon, Cheng Yue secara resmi meminta Dao Shen untuk menerimanya sebagai menantu.
Meski bahagia mendengarnya, Dao Shen mengingatkan Cheng Yue akan kondisi Xiao Lu. Namun, pria itu bergeming dan berjanji bakal berusaha sekuat tenaga membahagiakan Xiao Lu.
Rencana pernikahan Xiao Lu dan Cheng Yue dengan cepat menyebar, para sahabat mereka langsung gembira mendengarnya. Bahkan, Xi Mao yang masih kecil sekalipun tidak lupa berdoa untuk kebahagiaan dua orang yang sangat disayanginya Cheng Yue dan Xiao Lu.
Demi dua sahabat baik mereka, Rui Shan dan Shi Chuan membelikan gaun terindah yang bakal dipakai untuk pernikahan. Ketika kembali ke Taiwan, Xiao Lu begitu gembira saat melihat ayahnya tengah mengambil foto-foto untuk pasangan yang bakal menikah.
Kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama, Xiao Lu mendadak terjatuh dari kursi rodanya dan membuat Cheng Yue panik. Begitu dibawa ke rumah sakit, Cheng Yue dan Dao Shen langsung pucat saat dokter memberitahu kalau penyakit Xiao Lu telah mencapai paru-parunya.
Terbaring lemah dengan alat bantu pernapasan, Xiao Lu sadar kalau hidupnya tidak akan lama lagi. Kepada Li Feng, gadis itu berpesan supaya sang calon ibu mertua mau menjaga Xiao Lu setelah dirinya tidak ada.
Perpisahan terakhir dilakukan pada Cheng Yue, yang terus menggenggam tangan Xiao Lu sambil menangis. Dengan suara lemah, Xiao Lu menyebut supaya Cheng Yue mau melihat ke bintang di langit setelah dirinya meninggal dan mengingat betapa Xiao Lu sangat mencintainya.
Terus menangis, Cheng Yue diminta Xiao Lu menceritakan bagaimana pernikahan mereka nantinya. Dalam bayangan gadis itu, dirinya dan Cheng Yue bersanding didepan altar dengan dihadiri oleh orang-orang tercinta.
Tiga hari kemudian, Xiao Lu akhirnya menyerah terhadap penyakit yang dideritanya. Meski begitu, semangat dan antusiasmenya terlanjur diingat dan terpatri didalam diri setiap orang yang mengenalnya mulai dari Xi Mao, Dao Shen, Li Feng, hingga Cheng Yue sendiri.
TAMAT