Sinopsis Mars
Episode 3
Da Ye yang masih kesal dengan sikap Ling mendadak diajak sahabatnya tersebut pergi ke sebuah tempat, dimana Qi Luo telah menunggu. Suasana yang sempat berlangsung kaku dicairkan oleh ucapan Ling yang sangat mengejutkan, ia langsung bertanya apakah Qi Luo tidak keberatan berkencan dengan Da Ye, yang hanya dibalas oleh suara pelan gadis itu.
Mendengar Qi Luo berkata tidak keberatan, muka Ling sempat berubah sesaat. Ia langsung meninggalkan gadis itu dan Da Ye berdua. Saat mengobrol berdua, sinar mata Qi Luo langsung berubah ketika topik pembicaraan berpindah mengenai Ling. Da Ye langsung bisa menduga kalau hati gadis yang disukainya sejak SMU tersebut sudah direbut sahabatnya sendiri.
Keesokan harinya di sekolah, Qi LUo yang hendak masuk ke dalam kelas bersama Da Ye dicegat oleh Qing Mei dan gerombolannya. Tidak curiga, Da Ye langsung masuk dan memberitahu Ling tentang kejadian tersebut. Ling langsung berlari keluar kelas karena kuatir terjadi sesuatu dengan Qi Luo, yang disaat bersamaan kembali diancam Qing Mei untuk menjauhi Ling.
Kali ini, Qi Luo tidak gentar dan rela kehilangan tangan kanannya hanya untuk bisa bersama Ling. Ucapan tersebut membuat Qing Mei mengurungkan niatnya, tepat pada saat Ling datang. Ia langsung memeluk Qi Luo, mengajaknya keluar, dan mengancam akan membunuh Qing Mei bila gadis itu berani berbuat macam-macam terhadap Qi Luo.
Da Ye langsung mendekati Qing Mei untuk menasehatinya, dan memberitahu bahwa meski sudah menunggu lama, kadang seseorang tidak mampu meraih cinta yang diinginkannya. Ia mengajak Qing Mei untuk bersama dengannya bersahabat dan berusaha menyatukan Ling dan Qi Luo. Malamnya, Ling mendatangi rumah Qi Luo dengan motor besarnya dan memberi gelang keberuntungannya pada gadis itu.
Tidak hanya itu, Ling juga mencium gadis itu, yang malamnya tidak bisa tidur saking bahagianya. Tapi harapan tinggal harapan, paginya di kampus Ling meminta maaf atas kejadian tersebut dan meminta Qi Luo tidak salah paham. Hal itu membuat gadis itu langsung menitikkan air mata saat membalikkan badan.
Mendengar Qi Luo berkata tidak keberatan, muka Ling sempat berubah sesaat. Ia langsung meninggalkan gadis itu dan Da Ye berdua. Saat mengobrol berdua, sinar mata Qi Luo langsung berubah ketika topik pembicaraan berpindah mengenai Ling. Da Ye langsung bisa menduga kalau hati gadis yang disukainya sejak SMU tersebut sudah direbut sahabatnya sendiri.
Keesokan harinya di sekolah, Qi LUo yang hendak masuk ke dalam kelas bersama Da Ye dicegat oleh Qing Mei dan gerombolannya. Tidak curiga, Da Ye langsung masuk dan memberitahu Ling tentang kejadian tersebut. Ling langsung berlari keluar kelas karena kuatir terjadi sesuatu dengan Qi Luo, yang disaat bersamaan kembali diancam Qing Mei untuk menjauhi Ling.
Kali ini, Qi Luo tidak gentar dan rela kehilangan tangan kanannya hanya untuk bisa bersama Ling. Ucapan tersebut membuat Qing Mei mengurungkan niatnya, tepat pada saat Ling datang. Ia langsung memeluk Qi Luo, mengajaknya keluar, dan mengancam akan membunuh Qing Mei bila gadis itu berani berbuat macam-macam terhadap Qi Luo.
Da Ye langsung mendekati Qing Mei untuk menasehatinya, dan memberitahu bahwa meski sudah menunggu lama, kadang seseorang tidak mampu meraih cinta yang diinginkannya. Ia mengajak Qing Mei untuk bersama dengannya bersahabat dan berusaha menyatukan Ling dan Qi Luo. Malamnya, Ling mendatangi rumah Qi Luo dengan motor besarnya dan memberi gelang keberuntungannya pada gadis itu.
Tidak hanya itu, Ling juga mencium gadis itu, yang malamnya tidak bisa tidur saking bahagianya. Tapi harapan tinggal harapan, paginya di kampus Ling meminta maaf atas kejadian tersebut dan meminta Qi Luo tidak salah paham. Hal itu membuat gadis itu langsung menitikkan air mata saat membalikkan badan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar