Sinopsis Mars
Episode 21 (Final)
Saat hendak pulang ke rumah, lagi-lagi Ling berjumpa dengan Hong Dao. Tidak sadar akan bahaya yang mengancam, Ling berusaha menghiburnya. Diam-diam Hong Dao mengeluarkan pisau lipat dan menusuknya, sambil mengatakan bahwa Ling salah telah meremehkannya.
Bukannya takut dengan Hong Dao, Ling malah menertawakannya. Kesal dengan tindakan itu, Hong Dao menusuk sekali lagi dan meninggalkan Ling begitu saja. Dengan sisa tenaga terakhirnya, Ling berusaha bangkit. Da Ye yang menyusulk terkejut saat menemukan sahabatnya itu tergeletak bersimbah darah di lorong.
Dirumah sakit, Qi Luo langsung histeris mendengar parahnya luka, dan menangis meraung-raung dipelukan Qing Mei. Semua menanti dengan kuatir, termasuk Zhong Zhi yang belakangan muncul. Dari ruang tunggu, Qi Luo terus menatap pintu kaca dimana para perawat terlihat berlarian keluar-masuk ruang operasi.
Saat sendirian, Qi Luo keheranan menyaksikan pintu otomatis terbuka sendiri. Ia sangat terkejut melihat arwah Sheng muncul dan berjalan menembus tubuhnya. Ia berteriak memohon supaya Sheng tidak menjemput Ling, namun sia-sia belaka. Sementara itu, Ling terkejut melihat dirinya mendadak berada diatas atap.
Dari bawah, tangan Sheng terulur hendak menggapainya. Saat hendak meraih, dari belakang terdengar suara Qi Luo yang memintanya untuk kembali. Sambil mengucapkan maaf karena tidak bisa ikut dengan adik kembarnya, Ling menggapai tangan Qi Luo dan kembali ke dunia nyata.
Setelah sembuh, Ling mengobrol dengan sang ayah dan meminta maaf karena selama ini telah membuatnya kuatir. Qi Luo yang muncul dan hendak memberikan air minum pada keduanya langsung mengurungkan niatnya, dan memberikan kesempatan pada ayah dan anak untuk memperbaiki hubungan mereka.
Tak terasa setahun telah berlalu sejak pernikahan Ling-Qi Luo, lukisan Mars yang dulu pernah dibuat dipasang di kantor Zhong Zhi. Hubungan keduanya telah akrab, sang ayah bahkan meminta supaya Ling cepat punya anak. Ucapan tersebut dibalas Ling dengan menyindir Zhong Zhi supaya cepat meresmikan hubungannya dengan Fang Min.
Di taman, Ling melihat Qi Luo menggambar lukisan ayah dan anak dan mengatakan bahwa kini gambar istrinya tersebut sudah jauh berbeda dibanding saat pertama kali bertemu. Saat mengobrol, Qi Luo akhirnya memberitahu tentang surat Sheng yang ada didalam lukisannya.
Setelah membaca, Ling hanya bisa menyesali kebodohan adiknya dan memutuskan untuk membakar surat tersebut. Ia mengatakan bahwa kelak pasti menyusul sang adik dan mungkin saja Sheng tidak akan mengenalinya lagi karena sudah tua. Ling menghela napas dan memutuskan untuk memandang ke masa depan yang lebih baik yang akan dijalaninya bersama Qi Luo.
Di toko, Qing Mei dan Da Ye yang telah menikah kembali ribut karena gagal merekam pertandingan balap resmi pertama Ling. Qing Mei menyalahkan suaminya yang dinilai tidak becus mengutak-atik televisi, pertengkaran mereka terputus oleh panggilan para pelanggan.
Qi Luo menyambut Ling, dan bertanya apakah ia masih percaya bahwa dunia akan kiamat suatu saat. Dengan tenang, pria itu mengatakan bahwa mereka tetap harus menjalani hidup dan meminta Qi Luo untuk terus menemaninya sampai hari itu tiba. Qi Luo langsung memerat erat sang suami, seolah tidak mau lepas lagi.
TAMAT
Bukannya takut dengan Hong Dao, Ling malah menertawakannya. Kesal dengan tindakan itu, Hong Dao menusuk sekali lagi dan meninggalkan Ling begitu saja. Dengan sisa tenaga terakhirnya, Ling berusaha bangkit. Da Ye yang menyusulk terkejut saat menemukan sahabatnya itu tergeletak bersimbah darah di lorong.
Dirumah sakit, Qi Luo langsung histeris mendengar parahnya luka, dan menangis meraung-raung dipelukan Qing Mei. Semua menanti dengan kuatir, termasuk Zhong Zhi yang belakangan muncul. Dari ruang tunggu, Qi Luo terus menatap pintu kaca dimana para perawat terlihat berlarian keluar-masuk ruang operasi.
Saat sendirian, Qi Luo keheranan menyaksikan pintu otomatis terbuka sendiri. Ia sangat terkejut melihat arwah Sheng muncul dan berjalan menembus tubuhnya. Ia berteriak memohon supaya Sheng tidak menjemput Ling, namun sia-sia belaka. Sementara itu, Ling terkejut melihat dirinya mendadak berada diatas atap.
Dari bawah, tangan Sheng terulur hendak menggapainya. Saat hendak meraih, dari belakang terdengar suara Qi Luo yang memintanya untuk kembali. Sambil mengucapkan maaf karena tidak bisa ikut dengan adik kembarnya, Ling menggapai tangan Qi Luo dan kembali ke dunia nyata.
Setelah sembuh, Ling mengobrol dengan sang ayah dan meminta maaf karena selama ini telah membuatnya kuatir. Qi Luo yang muncul dan hendak memberikan air minum pada keduanya langsung mengurungkan niatnya, dan memberikan kesempatan pada ayah dan anak untuk memperbaiki hubungan mereka.
Tak terasa setahun telah berlalu sejak pernikahan Ling-Qi Luo, lukisan Mars yang dulu pernah dibuat dipasang di kantor Zhong Zhi. Hubungan keduanya telah akrab, sang ayah bahkan meminta supaya Ling cepat punya anak. Ucapan tersebut dibalas Ling dengan menyindir Zhong Zhi supaya cepat meresmikan hubungannya dengan Fang Min.
Di taman, Ling melihat Qi Luo menggambar lukisan ayah dan anak dan mengatakan bahwa kini gambar istrinya tersebut sudah jauh berbeda dibanding saat pertama kali bertemu. Saat mengobrol, Qi Luo akhirnya memberitahu tentang surat Sheng yang ada didalam lukisannya.
Setelah membaca, Ling hanya bisa menyesali kebodohan adiknya dan memutuskan untuk membakar surat tersebut. Ia mengatakan bahwa kelak pasti menyusul sang adik dan mungkin saja Sheng tidak akan mengenalinya lagi karena sudah tua. Ling menghela napas dan memutuskan untuk memandang ke masa depan yang lebih baik yang akan dijalaninya bersama Qi Luo.
Di toko, Qing Mei dan Da Ye yang telah menikah kembali ribut karena gagal merekam pertandingan balap resmi pertama Ling. Qing Mei menyalahkan suaminya yang dinilai tidak becus mengutak-atik televisi, pertengkaran mereka terputus oleh panggilan para pelanggan.
Qi Luo menyambut Ling, dan bertanya apakah ia masih percaya bahwa dunia akan kiamat suatu saat. Dengan tenang, pria itu mengatakan bahwa mereka tetap harus menjalani hidup dan meminta Qi Luo untuk terus menemaninya sampai hari itu tiba. Qi Luo langsung memerat erat sang suami, seolah tidak mau lepas lagi.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar