Sinopsis Silence
Episode 14
Masuk kembali ke dalam gereja tempat ia pertama kali menggandeng tangan Shen Shen, Wei Yi berseru bahwa dialah si mahluk planet Mars yang selama ini dicari gadis itu. Sayang, ungkapan tersebut hanya dicetuskannya dalam hati sambil menatap sendu sang gadis bisu.
Sebelum pergi, Shen Shen menyempatkan mengirim pesan singkat untuk menanyakan kapan ia bisa bertemu lagi dengan Wei Yi. Nampaknya ia sudah mantap memilih pemuda itu, di rumah saat bertemu Zuo Jun, gadis itu mengajak bersulang sambil menyebut kalau selamanya mereka bakal menjadi kakak-adik. Keruan saja, ucapan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Zuo Jun.
Sia-sia usaha Shen Shen untuk membujuk, ia semakin merasakan dilema karena selain mencintai Wei Yi, ia juga tidak ingin Zuo Jun kecewa. Sementara itu di tempat lain, Wei Yi mendapat pencerahan mengenai suasana kerja dikantornya dari salah seorang petugas kebersihan, yang tidak sadar kalau pemuda itu adalah direktur yang ditakuti karyawan lain.
Tertarik dengan ucapan wanita tersebut, Wei Yi hanya bisa tersenyum ketika dinasehati sambil memakan roti pemberian sang petugas kebersihan. Berusaha menerapkan masukan yang diberikan, pemuda itu mengikuti Zuo Jun ke pabrik dimana terjadi masalah, dan di luar dugaan ia tidak sungkan turun tangan sendiri.
Kaget melihat sang direktur ikut bekerja, tentu saja para karyawan lain tidak berani berleha-leha dan berusaha memberikan yang terbaik. Ternyata nasehat sang petugas kebersihan benar, sikap para bawahan terhadap Wei Yi langsung berubah 180 derajat. Sambil tersenyum, pemuda itu sadar kalau selama ini dirinya adalah orang yang paling miskin diantara para karyawan karena tidak memiliki kebahagiaan.
Mendapat tugas untuk mewawancarai orang yang mempunyai kekurangan, Xiao Guang mendatangi Shen Shen untuk dimintai komentar. Siapa sangka, usahanya untuk kembali menekan sang rival dengan menggunakan ke'cacat'an tidak berhasil namun malah menjadi bumerang. Mata Shen Shen langsung terbelalak saat tahu Wei Yi adalah pria yang dicarinya selama ini.
Berlari sambil berlinang air mata, gadis itu langsung teringat dengan pertemuan pertamanya dengan Wei Yi yang jauh dari kesan baik, kenangannya semasa kanak-kanak, sampai sejumlah kebetulan yang mempertemukannya dengan pemuda itu. Yang paling diingat tentu saja isyarat bintang keberuntungan dan sejumlah kenangan mengesankan yang membuatnya jatuh cinta pada Wei Yi.
Dalam hatinya, Shen Shen hanya bisa membatin kebingungan karena di satu sisi Wei Yi tidak mau mengaku akan identitas diri yang sebenarnya namun di sisi lain sikapnya terhadap gadis itu berbeda dengan kebanyakan orang. Yang ketar-ketir adalah Zuo Jun, yang diberitahu oleh Xiao Guang kalau identitas Wei Yi telah terbongkar.
Apa yang diucapkan Wei Yi di iepsan terakhirnya : biarkan takdir yang menentukan nasib kita ternyata menjadi kenyataan. Shen Shen memacu mobilnya ke tempat dimana ia dan pemuda itu pertama bertemu : rumah sakit. Sayang, nasib nampaknya masih memberi cobaan lain karena Zuo Jun juga ada disana.
***
Taktik menabrakkan diri Zuo Jun ternyata berhasil, Shen Shen terus menungguinya di rumah sakit. Ketika berbicara dengan Paman Zuo, Wei Yi yang sudah maklum tentang apa yang terjadi sambil tersenyum menuturkan tidak akan mengingkari janji yang pernah diucapkannya.
Begitu sampai di rumah, Wei Yi sudah ditunggu oleh Xiao Guang. Kesempatan tersebut digunakan pemuda itu untuk mengungkapkan semua isi hatinya mulai dari sejumlah perasaan yang baru diketahui sampai meminta maaf karena telah menyakiti hati sang mantan tunangan.
Meski sempat berbuat tidak terpuji, ternyata Xiao Guang masih memiliki hati yang baik, dan menanyakan kenapa Wei Yi tidak mengakui perasaannya kepada Shen Shen. Sayang meski menyukai apa yang dirasakannya saat itu, pemuda tersebut sudah kadung berikrar tidak akan memisahkan gadis yang dicintainya dari Zuo Jun.
Yang paling memukul hati Xiao Guang adalah ucapan Wei Yi sebelum berpisah, yang menyebut kalau kebahagiaan gadis itu tidak ada padanya. Di rumah sakit sambil terus menunggui Zuo Jun yang belum sadar, Shen Shen memandangi kartu yang membangkitkan kenangannya terhadap masa-masa indah bersama Wei Yi.
Namun Zuo Jun nampaknya benar-benar berniat untuk tidak melepaskan Shen Shen dari sisinya, sikap tersebut keruan membuat gadis itu tidak berkutik dan berusaha untuk terus berada disamping pria yang telah dianggapnya sebagai kakak tersebut. Yang kesal justru Paman Zuo, karena merasa sang putra justru menyiksa Shen Shen yang kurang istirahat.
Mendengar kalau kedua orangtuanya bertengkar, Wei Yi memutuskan untuk menghibur sang ibu dengan mengajaknya berjalan-jalan. Dari pembicaraan mereka, pemuda itu sadar bahwa meski waktu bisa diulang, wanita yang dikasihinya tersebut ternyata bakal tetap memilih menikah dengan ayahnya yang selama ini telah berlaku begitu buruk.
Wei Yi sadar kalau sang ibu mengalami depresi, dan menawarkan untuk mau berobat ke sebuah rumah sakit kecil yang pernah didiaminya belasan tahun silam. Gembira karena usulannya ditanggapi positif, sikap sang direktur muda juga ikut berubah saat bekerja : ia menjadi lebih manusiawi dan melarang para karyawan lembur.
Saat mengantar ibunya berobat, Wei Yi yang sempat ragu-ragu menemui Shen Shen akhirnya malah berpapasan dengan gadis itu. Sama-sama merasa canggung, keduanya berjalan ke sebuah kapel dekat rumah sakit tempat mereka pertamakali bergandengan.
Belum sadar kalau Shen Shen telah tahu semuanya, hati Wei Yi bagai ditusuk-tusuk saat melihat bayangan tangan Shen Shen yang membentuk bintang keberuntungan. Begitu berjalan keluar dan membaca kartu pos milik gadis itu, barulah ia mengerti apa yang terjadi, dan langsung kembali sambil berlari.
Sebelum pergi, Shen Shen menyempatkan mengirim pesan singkat untuk menanyakan kapan ia bisa bertemu lagi dengan Wei Yi. Nampaknya ia sudah mantap memilih pemuda itu, di rumah saat bertemu Zuo Jun, gadis itu mengajak bersulang sambil menyebut kalau selamanya mereka bakal menjadi kakak-adik. Keruan saja, ucapan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Zuo Jun.
Sia-sia usaha Shen Shen untuk membujuk, ia semakin merasakan dilema karena selain mencintai Wei Yi, ia juga tidak ingin Zuo Jun kecewa. Sementara itu di tempat lain, Wei Yi mendapat pencerahan mengenai suasana kerja dikantornya dari salah seorang petugas kebersihan, yang tidak sadar kalau pemuda itu adalah direktur yang ditakuti karyawan lain.
Tertarik dengan ucapan wanita tersebut, Wei Yi hanya bisa tersenyum ketika dinasehati sambil memakan roti pemberian sang petugas kebersihan. Berusaha menerapkan masukan yang diberikan, pemuda itu mengikuti Zuo Jun ke pabrik dimana terjadi masalah, dan di luar dugaan ia tidak sungkan turun tangan sendiri.
Kaget melihat sang direktur ikut bekerja, tentu saja para karyawan lain tidak berani berleha-leha dan berusaha memberikan yang terbaik. Ternyata nasehat sang petugas kebersihan benar, sikap para bawahan terhadap Wei Yi langsung berubah 180 derajat. Sambil tersenyum, pemuda itu sadar kalau selama ini dirinya adalah orang yang paling miskin diantara para karyawan karena tidak memiliki kebahagiaan.
Mendapat tugas untuk mewawancarai orang yang mempunyai kekurangan, Xiao Guang mendatangi Shen Shen untuk dimintai komentar. Siapa sangka, usahanya untuk kembali menekan sang rival dengan menggunakan ke'cacat'an tidak berhasil namun malah menjadi bumerang. Mata Shen Shen langsung terbelalak saat tahu Wei Yi adalah pria yang dicarinya selama ini.
Berlari sambil berlinang air mata, gadis itu langsung teringat dengan pertemuan pertamanya dengan Wei Yi yang jauh dari kesan baik, kenangannya semasa kanak-kanak, sampai sejumlah kebetulan yang mempertemukannya dengan pemuda itu. Yang paling diingat tentu saja isyarat bintang keberuntungan dan sejumlah kenangan mengesankan yang membuatnya jatuh cinta pada Wei Yi.
Dalam hatinya, Shen Shen hanya bisa membatin kebingungan karena di satu sisi Wei Yi tidak mau mengaku akan identitas diri yang sebenarnya namun di sisi lain sikapnya terhadap gadis itu berbeda dengan kebanyakan orang. Yang ketar-ketir adalah Zuo Jun, yang diberitahu oleh Xiao Guang kalau identitas Wei Yi telah terbongkar.
Apa yang diucapkan Wei Yi di iepsan terakhirnya : biarkan takdir yang menentukan nasib kita ternyata menjadi kenyataan. Shen Shen memacu mobilnya ke tempat dimana ia dan pemuda itu pertama bertemu : rumah sakit. Sayang, nasib nampaknya masih memberi cobaan lain karena Zuo Jun juga ada disana.
***
Taktik menabrakkan diri Zuo Jun ternyata berhasil, Shen Shen terus menungguinya di rumah sakit. Ketika berbicara dengan Paman Zuo, Wei Yi yang sudah maklum tentang apa yang terjadi sambil tersenyum menuturkan tidak akan mengingkari janji yang pernah diucapkannya.
Begitu sampai di rumah, Wei Yi sudah ditunggu oleh Xiao Guang. Kesempatan tersebut digunakan pemuda itu untuk mengungkapkan semua isi hatinya mulai dari sejumlah perasaan yang baru diketahui sampai meminta maaf karena telah menyakiti hati sang mantan tunangan.
Meski sempat berbuat tidak terpuji, ternyata Xiao Guang masih memiliki hati yang baik, dan menanyakan kenapa Wei Yi tidak mengakui perasaannya kepada Shen Shen. Sayang meski menyukai apa yang dirasakannya saat itu, pemuda tersebut sudah kadung berikrar tidak akan memisahkan gadis yang dicintainya dari Zuo Jun.
Yang paling memukul hati Xiao Guang adalah ucapan Wei Yi sebelum berpisah, yang menyebut kalau kebahagiaan gadis itu tidak ada padanya. Di rumah sakit sambil terus menunggui Zuo Jun yang belum sadar, Shen Shen memandangi kartu yang membangkitkan kenangannya terhadap masa-masa indah bersama Wei Yi.
Namun Zuo Jun nampaknya benar-benar berniat untuk tidak melepaskan Shen Shen dari sisinya, sikap tersebut keruan membuat gadis itu tidak berkutik dan berusaha untuk terus berada disamping pria yang telah dianggapnya sebagai kakak tersebut. Yang kesal justru Paman Zuo, karena merasa sang putra justru menyiksa Shen Shen yang kurang istirahat.
Mendengar kalau kedua orangtuanya bertengkar, Wei Yi memutuskan untuk menghibur sang ibu dengan mengajaknya berjalan-jalan. Dari pembicaraan mereka, pemuda itu sadar bahwa meski waktu bisa diulang, wanita yang dikasihinya tersebut ternyata bakal tetap memilih menikah dengan ayahnya yang selama ini telah berlaku begitu buruk.
Wei Yi sadar kalau sang ibu mengalami depresi, dan menawarkan untuk mau berobat ke sebuah rumah sakit kecil yang pernah didiaminya belasan tahun silam. Gembira karena usulannya ditanggapi positif, sikap sang direktur muda juga ikut berubah saat bekerja : ia menjadi lebih manusiawi dan melarang para karyawan lembur.
Saat mengantar ibunya berobat, Wei Yi yang sempat ragu-ragu menemui Shen Shen akhirnya malah berpapasan dengan gadis itu. Sama-sama merasa canggung, keduanya berjalan ke sebuah kapel dekat rumah sakit tempat mereka pertamakali bergandengan.
Belum sadar kalau Shen Shen telah tahu semuanya, hati Wei Yi bagai ditusuk-tusuk saat melihat bayangan tangan Shen Shen yang membentuk bintang keberuntungan. Begitu berjalan keluar dan membaca kartu pos milik gadis itu, barulah ia mengerti apa yang terjadi, dan langsung kembali sambil berlari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar