Sinopsis Corner With Love
Episode 2
Rupanya, niat Xin Lei menjadikan Qin Lang sebagai supir sementara adalah supaya pria itu bisa diselundupkan masuk saat acara dimana ia diminta untuk mempertontonkan kebolehan memasak masakan Taiwan. Begitu waktunya sudah tiba, ia langsung menelepon sang 'supir' untuk segera menyusulnya (lengkap dengan pakaian pembantu).
Namun, masalah kembali terjadi setelah sampai didalam dapur : tidak ada sagu. Keruan saja dengan wajah jengkel, Qin Lang harus tunggang-langgang mencari bahan terpenting untuk masakan khas buatannya tersebut. Yang lebih menyebalkan lagi, Xin Lei sempat tidak mau membantu sama sekali (sebelum akhirnya dipaksa).
Untungnya berkat kesigapan Qin Lang, masakan tiram untuk para tamu bisa rampung tepat waktu (meski aksi keduanya nyaris dipergoki oleh ibunda Shan Dong). Sudah tentu, kehebatan 'memasak' Xin Lei langsung dipuji oleh para relasi calon mertuanya yang berasal dari kalangan atas. Namun saat gadis itu gembira, Qin Lang harus menderita karena dirinya harus bersembunyi di sebuah lemari yang begitu sempit sampai-sampai kakinya kesemutan.
Untuk menunjukkan rasa terima kasihnya karena sudah dibantu, Xin Lei memberi tiket pesawat. Namun lagi-lagi harga diri Qin Lang merasa terusik, ia merasa persahabatannya disalahgunakan dan hanya dinilai oleh uang. Langsung mengejar pemuda itu dan bertengkar hebat di restoran Cui Ge, hati Xin Lei (yang kehujanan) sempat tersentuh ketika Qin Lang mengejar dan memberinya payung.
Keesokan harinya, Xin Lei diajak oleh sang ibu dan calon ibu mertua untuk berkeliling Shanghai. Dasar apes, mereka malah mampir ke restoran dimana Qin Lang bekerja dan memesan tiram. Mau tidak mau, ia kembali harus bersekongkol dengan Qin Lang. Kali ini, dengan wajah manis gadis itu hanya mengucapkan satu kalimat : terima kasih.
Malamnya, ia menyempatkan diri untuk bertemu langsung dan bicara empat mata dengan Qin Lang. Ketika ditanya soal kenapa tiket pemberiannya ditolak, pemuda itu memintanya memejamkan mata. Sempat takut diapa-apakan, ternyata permintaan Qin Lang sederhana : Xin Lei diminta untuk menggambarkan seperti apa Qin Lang di pikirannya.
Dengan wajah sendu, Qin Lang akhirnya memberitahu hal yang selama ini tidak disadari Xin Lei : cara berterima kasih yang bisa diterima adalah dengan membiarkannya tahu kalau dirinya benar-benar dianggap sahabat oleh gadis itu. Menyebut bahwa keduanya tidak mungkin berteman, Qin Lang berusaha menunjukkan wajah ceria sambil menyebut hal itu bukanlah masalah besar karena dalam waktu dekat ia bakal kembali ke Taiwan.
Demi membayar hutang budi, Xin Lei diminta Qin Lang untuk mentraktirnya makan malam. Menawarkan gadis itu minum dan sempat ditolak, setelah semuanya berakhir pemuda itu justru lebih mabuk dari sang partner. Pulang dengan raut wajah bahagia, Xin Lei sempat kaget melihat ibunya membawa koper berukuran besar namun ia sama sekali tidak merasa curiga. Ia tidak tahu bahwa hidupnya bakal segera jungkir-balik dalam waktu dekat.
Untungnya berkat kesigapan Qin Lang, masakan tiram untuk para tamu bisa rampung tepat waktu (meski aksi keduanya nyaris dipergoki oleh ibunda Shan Dong). Sudah tentu, kehebatan 'memasak' Xin Lei langsung dipuji oleh para relasi calon mertuanya yang berasal dari kalangan atas. Namun saat gadis itu gembira, Qin Lang harus menderita karena dirinya harus bersembunyi di sebuah lemari yang begitu sempit sampai-sampai kakinya kesemutan.
Untuk menunjukkan rasa terima kasihnya karena sudah dibantu, Xin Lei memberi tiket pesawat. Namun lagi-lagi harga diri Qin Lang merasa terusik, ia merasa persahabatannya disalahgunakan dan hanya dinilai oleh uang. Langsung mengejar pemuda itu dan bertengkar hebat di restoran Cui Ge, hati Xin Lei (yang kehujanan) sempat tersentuh ketika Qin Lang mengejar dan memberinya payung.
Keesokan harinya, Xin Lei diajak oleh sang ibu dan calon ibu mertua untuk berkeliling Shanghai. Dasar apes, mereka malah mampir ke restoran dimana Qin Lang bekerja dan memesan tiram. Mau tidak mau, ia kembali harus bersekongkol dengan Qin Lang. Kali ini, dengan wajah manis gadis itu hanya mengucapkan satu kalimat : terima kasih.
Malamnya, ia menyempatkan diri untuk bertemu langsung dan bicara empat mata dengan Qin Lang. Ketika ditanya soal kenapa tiket pemberiannya ditolak, pemuda itu memintanya memejamkan mata. Sempat takut diapa-apakan, ternyata permintaan Qin Lang sederhana : Xin Lei diminta untuk menggambarkan seperti apa Qin Lang di pikirannya.
Dengan wajah sendu, Qin Lang akhirnya memberitahu hal yang selama ini tidak disadari Xin Lei : cara berterima kasih yang bisa diterima adalah dengan membiarkannya tahu kalau dirinya benar-benar dianggap sahabat oleh gadis itu. Menyebut bahwa keduanya tidak mungkin berteman, Qin Lang berusaha menunjukkan wajah ceria sambil menyebut hal itu bukanlah masalah besar karena dalam waktu dekat ia bakal kembali ke Taiwan.
Demi membayar hutang budi, Xin Lei diminta Qin Lang untuk mentraktirnya makan malam. Menawarkan gadis itu minum dan sempat ditolak, setelah semuanya berakhir pemuda itu justru lebih mabuk dari sang partner. Pulang dengan raut wajah bahagia, Xin Lei sempat kaget melihat ibunya membawa koper berukuran besar namun ia sama sekali tidak merasa curiga. Ia tidak tahu bahwa hidupnya bakal segera jungkir-balik dalam waktu dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar