Sinopsis Mars
Episode 16
Mendengar sang ibu lebih mempercayai sang ayah tiri dibanding dirinya, Qi Luo langsung menangis terisak-isak di pelukan Ling. Ia langsung memutuskan untuk keluar dari rumah, dan tinggal bersama pemuda itu.
Meski senang mendengar kabar itu, Ling merapikan ranjangnya untuk ditiduri Qi Luo sementara ia sendiri akan menginap di kamar A Jian. Qi Luo mencegahnya pergi, namun pemuda itu mengatakan ia tidak ingin berbuat hal yang bisa membuat Qi Luo sedih. Gadis itu mengatakan ingin Ling membantunya menemukan kembali keceriaan yang dulu pernah dimiliki. Keduanya berciuman.
Saat sedang bermesraan, Qi Luo sempat ketakutan karena kembali teringat dengan kejadian terkutuk yang pernah dialaminya. Namun dengan lembut Ling memintanya untuk membuka mata, dan melihat kalau dihadapannya adalah pria yang dicintainya. Qi Luo tidak takut lagi, dan tersenyum dipelukan Ling. Paginya, Qing Mei yang datang meminjamkan baju mengolok-olok pasangan 'pengantin baru' tersebut.
Untuk pertama kali setelah sekian lama, Ling berangkat kerja dengan penuh semangat. Apalagi, ia diberikan bekal oleh Qi Luo wanita yang disayanginya. Saat pulang, Ling mengaku ingin segera menikah supaya mereka bisa memiliki sesuatu yang tidak pernah dipunyai sebelumnya yaitu keluarga. Qi Luo menjawabnya dengan senyum dan pelukan erat.
Qing Mei yang diberitahu langsung berteriak-teriak saking senangnya. Saat sedang menerawang ke luar jendela, Qi Luo melihat Ling bersama seorang wanita. Wanita itu pula yang belakangan ditemuinya saat mencari alamat rumah Ling, ia mengaku sebagai pacar ayah Ling yang bernama Zhong Zhi.
Sesampainya dirumah, Qi Luo mengira Ling sudah pulang karena melihat pintu yang terbuka. Siapa sangka, yang ada didalam adalah sang ayah tiri, yang dengan memasang raut wajah ramah meminta gadis itu kembali kerumah. Karena terdesak, Qi Luo berlari keatas atap sambil dikejar pria munafik tersebut.
Ling mendengar dari Qing Mei kalau ayah Qi Luo menanyakan pada teman-teman seantero kampus tentang hubungan keduanya, dan mulai kuatir dengan keselamatan Qi Luo sehingga langsung pulang dengan memacu motornya. Benar saja, ia menemukan Qi Luo bersama sang ayah angkat di atap. Gemas dengan kelakuan pria itu, Ling menghajarnya hingga babak-belur.
Pria itu bahkan nyaris jatuh dari ketinggian karena tergelincir, Ling yang kalap dan hendak membiarkan ayah tiri Qi Luo jatuh mendadak teringat ucapan Hong Dao yang mengatakan bahwa mereka mempunyai sifat kejam yang sama, dan langsung menolong pria itu saat ia hampir jatuh.
Bukannya berterima kasih, ayah tiri Qi Luo meneriakinya penjahat sehingga keduanya harus melarikan diri. Di hotel, Qi Luo kuatir sang ayah tiri melaporkan kejadian tersebut ke polisi, sehingga Ling bisa masuk penjara. Usulannya meminta tolong ditolak mentah-mentah, Ling malah mengajaknya melarikan diri. Saat pria itu tertidur, Qi Luo memutuskan untuk kembali kerumahnya.
Keesokan harinya saat bangun, Ling tidak menemukan Qi Luo. Diapartemennya, ia menemukan surat gadis itu yang mengatakan kembali kerumah untuk menghindari kesulitan dan ia juga berterima kasih pada Ling. Karena tidak ada jalan lain, Ling terpaksa menelan ucapannya sendiri dan pergi meminta pertolongan dari ayah yang dibencinya.
Meski senang mendengar kabar itu, Ling merapikan ranjangnya untuk ditiduri Qi Luo sementara ia sendiri akan menginap di kamar A Jian. Qi Luo mencegahnya pergi, namun pemuda itu mengatakan ia tidak ingin berbuat hal yang bisa membuat Qi Luo sedih. Gadis itu mengatakan ingin Ling membantunya menemukan kembali keceriaan yang dulu pernah dimiliki. Keduanya berciuman.
Saat sedang bermesraan, Qi Luo sempat ketakutan karena kembali teringat dengan kejadian terkutuk yang pernah dialaminya. Namun dengan lembut Ling memintanya untuk membuka mata, dan melihat kalau dihadapannya adalah pria yang dicintainya. Qi Luo tidak takut lagi, dan tersenyum dipelukan Ling. Paginya, Qing Mei yang datang meminjamkan baju mengolok-olok pasangan 'pengantin baru' tersebut.
Untuk pertama kali setelah sekian lama, Ling berangkat kerja dengan penuh semangat. Apalagi, ia diberikan bekal oleh Qi Luo wanita yang disayanginya. Saat pulang, Ling mengaku ingin segera menikah supaya mereka bisa memiliki sesuatu yang tidak pernah dipunyai sebelumnya yaitu keluarga. Qi Luo menjawabnya dengan senyum dan pelukan erat.
Qing Mei yang diberitahu langsung berteriak-teriak saking senangnya. Saat sedang menerawang ke luar jendela, Qi Luo melihat Ling bersama seorang wanita. Wanita itu pula yang belakangan ditemuinya saat mencari alamat rumah Ling, ia mengaku sebagai pacar ayah Ling yang bernama Zhong Zhi.
Sesampainya dirumah, Qi Luo mengira Ling sudah pulang karena melihat pintu yang terbuka. Siapa sangka, yang ada didalam adalah sang ayah tiri, yang dengan memasang raut wajah ramah meminta gadis itu kembali kerumah. Karena terdesak, Qi Luo berlari keatas atap sambil dikejar pria munafik tersebut.
Ling mendengar dari Qing Mei kalau ayah Qi Luo menanyakan pada teman-teman seantero kampus tentang hubungan keduanya, dan mulai kuatir dengan keselamatan Qi Luo sehingga langsung pulang dengan memacu motornya. Benar saja, ia menemukan Qi Luo bersama sang ayah angkat di atap. Gemas dengan kelakuan pria itu, Ling menghajarnya hingga babak-belur.
Pria itu bahkan nyaris jatuh dari ketinggian karena tergelincir, Ling yang kalap dan hendak membiarkan ayah tiri Qi Luo jatuh mendadak teringat ucapan Hong Dao yang mengatakan bahwa mereka mempunyai sifat kejam yang sama, dan langsung menolong pria itu saat ia hampir jatuh.
Bukannya berterima kasih, ayah tiri Qi Luo meneriakinya penjahat sehingga keduanya harus melarikan diri. Di hotel, Qi Luo kuatir sang ayah tiri melaporkan kejadian tersebut ke polisi, sehingga Ling bisa masuk penjara. Usulannya meminta tolong ditolak mentah-mentah, Ling malah mengajaknya melarikan diri. Saat pria itu tertidur, Qi Luo memutuskan untuk kembali kerumahnya.
Keesokan harinya saat bangun, Ling tidak menemukan Qi Luo. Diapartemennya, ia menemukan surat gadis itu yang mengatakan kembali kerumah untuk menghindari kesulitan dan ia juga berterima kasih pada Ling. Karena tidak ada jalan lain, Ling terpaksa menelan ucapannya sendiri dan pergi meminta pertolongan dari ayah yang dibencinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar