Sinopsis Corner With Love
Episode 16 (Final)
Setelah Xin Lei pergi dengan Shang Dong, Qin Lang melangkah pulang dengan lesu. Keruan saja, ia langsung disambut oleh Nenek Mu Dan yang marah-marah karena kuatir. Berusaha menutupi perasaan yang sesungguhnya, Qin Lang tersenyum getir sambil menyebut kalau kondisinya baik-baik saja.
Namun Qin Lang tidak bisa membohongi diri sendiri lagi, hidupnya tanpa Xin Lei benar-benar sepi dan hal itu benar-benar terasa saat berada di pasar malam untuk berjualan tiram. Memutuskan untuk menelepon gadis yang dicintainya tersebut, wajah Qin Lang langsung berubah ketika SMS kirimannya ternyata tidak ditanggapi.
Ia tidak sadar, Xin Lei yang dicarinya memperhatikan sosok Qin Lang dari kejauhan. Setelah menggumamkan selamat tinggal, keesokan harinya gadis itu akhirnya bertolak ke Shanghai bersama Shang Dong dengan menyimpan dalam-dalam setiap kenangan indah bersama Qin Lang.
Dengan wajah berseri-seri, Xiao Yang datang ke rumah Nenek Mu Dan dengan harapan bisa mengajak Qin Lang pergi. Siapa sangka saat ditolak, ia malah kelepasan bicara soal sertifikat rumah yang digadaikan. Belakangan, muncul Bi Zhu yang membongkar semua dosa Xiao Yang sehinga Qin Lang akhirnya tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Sadar kalau cinta cucunya begitu tulus, Nenek Mu dan meminta Qin Lang untuk menyusul Xin Lei ke Shanghai. Tidak cuma itu, peremuan setengah baya itu bahkan melakukan hal yang tidak diduga sama sekali : mengijinkan sang cucu untuk kembali melukis dan melupakan trauma masa lalu saat menantunya pergi meninggalkan keluarga demi kecintaan yang begitu dalam pada melukis.
Begitu membaca surat peninggalan sang mendiang ibu di kotak gambar, Qin Lang akhirnya memutuskan untuk terus melukis. Bahkan ada fakta baru yang terungkap dari sepucuk surat yang jatuh dari selipan buku harian : Xin Lei ternyata adalah putri sahabat baik ibunya yang telah meninggal dunia.
Dengan semangat baru, Qin Lang kembali ke Shanghai dengan satu tujuan : membawa Xin Lei pulang. Seperti yang bisa ditebak, tempat pertama yang disinggahi adalah restoran tiram tempatnya pernah bekerja. Disambut hangat oleh dua rekannya dan sang atasan yang mengarang cerita bombastis soal kisah cinta Qin Lang dan Xin Lei, siapa sangka semuanya ternyata benar.
Setelah memastikan dimana bakal tinggal selama di Shanghai, Qin Lang memutuskan untuk mulai mencari Xin Lei dari tempat pertama yang masih diingatnya : tempat tinggal Xi Xian. Siapa sangka, ada kejutan saat pintu kediaman mantan asisten gadis yang dicintainya itu dibuka.
***
Meski mengaku tidak ingat, Xin Lei ternyata tidak mampu membohongi Qin Lang. Dengan suara pelan, pria itu menyebut bisa mengerti akan keputusan yang diambil Xin Lei yang mendahulukan keluarga diatas semuanya. Kali ini, Xin Lei tidak mampu menahan air matanya saat Qin Lang memeluk tubuhnya dengan erat.
Akhirnya mereka sama-sama sepakat untuk mengakhiri hubungan dengan senyum. Sambil dibonceng sepeda, Xin Lei memeluk Qin Lang dari belakang sambil mengenang masa-masa kebersamaan mereka selama beberapa bulan. Malamnya saat berpisah, baik Qin Lang maupun Xin Lei berusaha tegar meski belakangan keduanya sama-sama menitikkan air mata saat membalikkan badan.
Dasar nasib, keduanya kembali bertemu tepat disaat keluarga Xin Lei dan Shang Dong membicarakan perjodohan di sebuah hotel. Dengan suara mantap, Qin Lang meminta waktu untuk bicara empat mata dengan Hui Mei ibu gadis yang dicintainya.
Keduanya sempat terlibat perdebatan kecil, Hui Mei tidak ingin Xin Lei putrinya mengalami nasib yang sama dengan mendiang ibu Qin Lang. Di sisi lain, Qin Lang menyebut siap membahagiakan Xin Lei.Sebelum pergi, Qin Lang menyerahkan kunci rumah di Taiwan dan menitipkan sebuah hadiah untuk Xin Lei.
Menjelang pernikahan dengan Shang Dong, Xin Lei yang sedang mencoba baju pengantin ditanyai oleh Hui Mei tentang kesan-kesannya selama di Taiwan. Melihat wajah sang putri yang berbinar, Hui Mei sadar kalau Xin Lei telah menentukan pilihan. Mendengar pembicaraan ibu dan anak itu, Shang Dong hanya bisa menahan kecewa.
Sementara itu di tempat lain, Qin Lang menghentikan langkahnya ke bandara saat mendengar kalau pria yang dicari ada di restoran tempatnya bekerja dulu. Sayang, sosok sang ayah yang telah dinantinya selama bertahun-tahun ternyata jauh dari gambaran. Sambil menahan air mata yang menetes, pemuda itu meninggalkan ayahnya yang cuma bisa terpekur menyesali kesalahannya di masa lalu.
Saat membuka kotak hadiah pemberian Qin Lang, Xin Lei langsung tersenyum lebar saat melihat isinya adalah kalung dengan motif lampu ajaib. Sadar akan kenyataan, Shang Dong melepas gadis yang dicintainya itu dengan senyum. Dengan gembira, Xin Lei, yang ternyata mengenakan sepatu pemberian Qin Lang dibalik gaun pengantin mewah yang dipakainya, berlari untuk menyongsong cintanya.
Begitu sampai di restoran, Xin Lei dibuat deg-degan karena Qin Lang ternyata telah menuju bandara untuk pulang ke Taiwan. Untungnya di tengah jalan, Qin Lang langsung berhenti begitu melihat sebidang tembok dan langsung berniat memberikan hadiah terakhir bagi Xin Lei berupa lukisan.
Keruan saja, wajah Xin Lei langsung tersenyum lebar begitu melihat lukisan peninggalan Qin Lang, apalagi melihat pemuda yang dicintainya itu ternyata masih ada disana. Keduanya akhirnya kembali ke Taiwan dan Xin Lei kembali ke kehidupan lamanya.
Meski disayang, gadis itu kerap dimarahi Nenek Mu Dan karena kecerobohannya dan berulang kali berebut makanan dengan A Dan. Tidak cuma itu, pertengkaran dengan Qin Lang juga menjadi menu wajib yang tidak pernah dilewatkannya. Meski begitu, Xin Lei bahagia karena di rumah Taiwan-lah ia menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.
TAMAT
Namun Qin Lang tidak bisa membohongi diri sendiri lagi, hidupnya tanpa Xin Lei benar-benar sepi dan hal itu benar-benar terasa saat berada di pasar malam untuk berjualan tiram. Memutuskan untuk menelepon gadis yang dicintainya tersebut, wajah Qin Lang langsung berubah ketika SMS kirimannya ternyata tidak ditanggapi.
Ia tidak sadar, Xin Lei yang dicarinya memperhatikan sosok Qin Lang dari kejauhan. Setelah menggumamkan selamat tinggal, keesokan harinya gadis itu akhirnya bertolak ke Shanghai bersama Shang Dong dengan menyimpan dalam-dalam setiap kenangan indah bersama Qin Lang.
Dengan wajah berseri-seri, Xiao Yang datang ke rumah Nenek Mu Dan dengan harapan bisa mengajak Qin Lang pergi. Siapa sangka saat ditolak, ia malah kelepasan bicara soal sertifikat rumah yang digadaikan. Belakangan, muncul Bi Zhu yang membongkar semua dosa Xiao Yang sehinga Qin Lang akhirnya tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Sadar kalau cinta cucunya begitu tulus, Nenek Mu dan meminta Qin Lang untuk menyusul Xin Lei ke Shanghai. Tidak cuma itu, peremuan setengah baya itu bahkan melakukan hal yang tidak diduga sama sekali : mengijinkan sang cucu untuk kembali melukis dan melupakan trauma masa lalu saat menantunya pergi meninggalkan keluarga demi kecintaan yang begitu dalam pada melukis.
Begitu membaca surat peninggalan sang mendiang ibu di kotak gambar, Qin Lang akhirnya memutuskan untuk terus melukis. Bahkan ada fakta baru yang terungkap dari sepucuk surat yang jatuh dari selipan buku harian : Xin Lei ternyata adalah putri sahabat baik ibunya yang telah meninggal dunia.
Dengan semangat baru, Qin Lang kembali ke Shanghai dengan satu tujuan : membawa Xin Lei pulang. Seperti yang bisa ditebak, tempat pertama yang disinggahi adalah restoran tiram tempatnya pernah bekerja. Disambut hangat oleh dua rekannya dan sang atasan yang mengarang cerita bombastis soal kisah cinta Qin Lang dan Xin Lei, siapa sangka semuanya ternyata benar.
Setelah memastikan dimana bakal tinggal selama di Shanghai, Qin Lang memutuskan untuk mulai mencari Xin Lei dari tempat pertama yang masih diingatnya : tempat tinggal Xi Xian. Siapa sangka, ada kejutan saat pintu kediaman mantan asisten gadis yang dicintainya itu dibuka.
***
Meski mengaku tidak ingat, Xin Lei ternyata tidak mampu membohongi Qin Lang. Dengan suara pelan, pria itu menyebut bisa mengerti akan keputusan yang diambil Xin Lei yang mendahulukan keluarga diatas semuanya. Kali ini, Xin Lei tidak mampu menahan air matanya saat Qin Lang memeluk tubuhnya dengan erat.
Akhirnya mereka sama-sama sepakat untuk mengakhiri hubungan dengan senyum. Sambil dibonceng sepeda, Xin Lei memeluk Qin Lang dari belakang sambil mengenang masa-masa kebersamaan mereka selama beberapa bulan. Malamnya saat berpisah, baik Qin Lang maupun Xin Lei berusaha tegar meski belakangan keduanya sama-sama menitikkan air mata saat membalikkan badan.
Dasar nasib, keduanya kembali bertemu tepat disaat keluarga Xin Lei dan Shang Dong membicarakan perjodohan di sebuah hotel. Dengan suara mantap, Qin Lang meminta waktu untuk bicara empat mata dengan Hui Mei ibu gadis yang dicintainya.
Keduanya sempat terlibat perdebatan kecil, Hui Mei tidak ingin Xin Lei putrinya mengalami nasib yang sama dengan mendiang ibu Qin Lang. Di sisi lain, Qin Lang menyebut siap membahagiakan Xin Lei.Sebelum pergi, Qin Lang menyerahkan kunci rumah di Taiwan dan menitipkan sebuah hadiah untuk Xin Lei.
Menjelang pernikahan dengan Shang Dong, Xin Lei yang sedang mencoba baju pengantin ditanyai oleh Hui Mei tentang kesan-kesannya selama di Taiwan. Melihat wajah sang putri yang berbinar, Hui Mei sadar kalau Xin Lei telah menentukan pilihan. Mendengar pembicaraan ibu dan anak itu, Shang Dong hanya bisa menahan kecewa.
Sementara itu di tempat lain, Qin Lang menghentikan langkahnya ke bandara saat mendengar kalau pria yang dicari ada di restoran tempatnya bekerja dulu. Sayang, sosok sang ayah yang telah dinantinya selama bertahun-tahun ternyata jauh dari gambaran. Sambil menahan air mata yang menetes, pemuda itu meninggalkan ayahnya yang cuma bisa terpekur menyesali kesalahannya di masa lalu.
Saat membuka kotak hadiah pemberian Qin Lang, Xin Lei langsung tersenyum lebar saat melihat isinya adalah kalung dengan motif lampu ajaib. Sadar akan kenyataan, Shang Dong melepas gadis yang dicintainya itu dengan senyum. Dengan gembira, Xin Lei, yang ternyata mengenakan sepatu pemberian Qin Lang dibalik gaun pengantin mewah yang dipakainya, berlari untuk menyongsong cintanya.
Begitu sampai di restoran, Xin Lei dibuat deg-degan karena Qin Lang ternyata telah menuju bandara untuk pulang ke Taiwan. Untungnya di tengah jalan, Qin Lang langsung berhenti begitu melihat sebidang tembok dan langsung berniat memberikan hadiah terakhir bagi Xin Lei berupa lukisan.
Keruan saja, wajah Xin Lei langsung tersenyum lebar begitu melihat lukisan peninggalan Qin Lang, apalagi melihat pemuda yang dicintainya itu ternyata masih ada disana. Keduanya akhirnya kembali ke Taiwan dan Xin Lei kembali ke kehidupan lamanya.
Meski disayang, gadis itu kerap dimarahi Nenek Mu Dan karena kecerobohannya dan berulang kali berebut makanan dengan A Dan. Tidak cuma itu, pertengkaran dengan Qin Lang juga menjadi menu wajib yang tidak pernah dilewatkannya. Meski begitu, Xin Lei bahagia karena di rumah Taiwan-lah ia menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar