Sinopsis Mars
Episode 14
Sambil terisak, Qi Luo mulai menceritakan kejadian terkutuk yang selama ini menghantuinya dalam mimpi buruk. Meski lega, kisah tersebut membuat Qi Luo merasa tidak pantas bersanding dengan Ling dan minta supaya hubungan mereka berakhir. Tanpa terasa, Ling menitikkan air mata.
Setelah kejadian tersebut, Qi Luo mencari Qing Mei dan menangis terisak-isak dipelukan gadis itu sambil menceritakan kalau ia sudah tidak bisa bersama Ling lagi. Gadis malang itu memutuskan untuk menginap dirumah sahabatnya tersebut sambil menenangkan hatinya yang gundah. Esoknya disekolah, bangku disebelah Qi Luo kembali kosong.
Dari belakang mendadak terdengar suara ribut, yang disebabkan oleh Ling yang masuk ke kelas dan menarik Qi Luo keluar. Protes guru yang mengajar tidak dihiraukannya, ia memacu motornya sambil memboncengi gadis itu ke tepi pantai dan menjernihkan semua masalah. Disana, Ling mengatakan bahwa sama seperti Qi Luo, dirinya sendiri juga termasuk kategori tidak normal.
Ling juga mengatakan kalau ia tidak mengerti perasaan Qi Luo karena bukan perempuan, namun ia sadar sangat sulit melupakan suatu kejadian yang membekas. Menurut Ling, yang terpenting adalah apapun yang terjadi, sosok Qi Luo dihatinya tidak berubah. Ucapan tersebut membuat gadis itu menangis dan langsung memeluk Ling, yang tersenyum.
Keduanya kemudian membantu dua orang anak kecil untuk membangun sebuah puri pasir yang megah. Saat matahari sore turun, Ling mengatakan bahwa sama seperti istana pasir yang akan hancur setelah diterpa air laut, kenangan dapat selalu dibuat lagi. Saat kembali ke kampus, keduanya langsung dihukum.
Saat berjalan bersama Qing Mei, Qi Luo melihat sosok Hong Dao ditengah keramaian dan memutuskan untuk mengunjungi pria itu dirumah sakit. Nasehatnya kembali tidak diperdulikan, bagi Hong Dao kebahagiaan adalah tipuan dan selalu didapat diatas penderitaan orang lain.
Qi Luo sadar tidak ada gunanya membujuk Hong Dao, dan memutuskan untuk mencari kebahagiaannya sendiri bersama sahabat-sahabat terbaiknya. Namun saat pulang, sosok dari masa lalunya yang kelam muncul : ayah tiri yang pernah memperkosanya.
Setelah kejadian tersebut, Qi Luo mencari Qing Mei dan menangis terisak-isak dipelukan gadis itu sambil menceritakan kalau ia sudah tidak bisa bersama Ling lagi. Gadis malang itu memutuskan untuk menginap dirumah sahabatnya tersebut sambil menenangkan hatinya yang gundah. Esoknya disekolah, bangku disebelah Qi Luo kembali kosong.
Dari belakang mendadak terdengar suara ribut, yang disebabkan oleh Ling yang masuk ke kelas dan menarik Qi Luo keluar. Protes guru yang mengajar tidak dihiraukannya, ia memacu motornya sambil memboncengi gadis itu ke tepi pantai dan menjernihkan semua masalah. Disana, Ling mengatakan bahwa sama seperti Qi Luo, dirinya sendiri juga termasuk kategori tidak normal.
Ling juga mengatakan kalau ia tidak mengerti perasaan Qi Luo karena bukan perempuan, namun ia sadar sangat sulit melupakan suatu kejadian yang membekas. Menurut Ling, yang terpenting adalah apapun yang terjadi, sosok Qi Luo dihatinya tidak berubah. Ucapan tersebut membuat gadis itu menangis dan langsung memeluk Ling, yang tersenyum.
Keduanya kemudian membantu dua orang anak kecil untuk membangun sebuah puri pasir yang megah. Saat matahari sore turun, Ling mengatakan bahwa sama seperti istana pasir yang akan hancur setelah diterpa air laut, kenangan dapat selalu dibuat lagi. Saat kembali ke kampus, keduanya langsung dihukum.
Saat berjalan bersama Qing Mei, Qi Luo melihat sosok Hong Dao ditengah keramaian dan memutuskan untuk mengunjungi pria itu dirumah sakit. Nasehatnya kembali tidak diperdulikan, bagi Hong Dao kebahagiaan adalah tipuan dan selalu didapat diatas penderitaan orang lain.
Qi Luo sadar tidak ada gunanya membujuk Hong Dao, dan memutuskan untuk mencari kebahagiaannya sendiri bersama sahabat-sahabat terbaiknya. Namun saat pulang, sosok dari masa lalunya yang kelam muncul : ayah tiri yang pernah memperkosanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar